January 25, 2015

Lagi-lagi Puisi Kamar

Bukan yang paling gres memang. Ini saya comot dari library dalam aplikasi Microsoft OneNote pada Lumia saya. Tertanggal 16 Desember 2014 dan lumayan serasi dengan post sebelumnya (bagi saya).

Nafas

Nafas berarak

dalam ziarah
pada kaki-kaki yang
menginjak tanah

ia tak melingsir

pada jalan-jalan
yang jadi arah tiap-tiap
harapan

Nafas melayu

di setiap dinding mati
di kota yang hilang 
pada hari

ia telungkup

di langit yang tenggelam
pada mata yang
menutup

Begitu teriak orang-orang yang berpeluh ketika

Ia mengada,
Ia didera,
dan Ia terbilang,

di antara kuasa yang luluh pada waktu.

No comments:

Post a Comment