Jika hari-hari kemarin diibaratkan sebagai ratusan perang yang harus aku hadapi dalam hidup, hari ini, tepat 15 menit yang lalu, jam 01.20 dini hari, waktu lokal daerah Sleman, Yogyakarta, dapat kuumpamakan sebagai waktu yang tepat untuk menyatakan gencatan senjata dengan perang-perang tersebut. Apa sebab? Inilah dalam kali pertama aku merasakan sebuah tidur yang sangat memuaskan, menyegarkan dan membuat otot tidak kejang. Pada tanggal 11 Desember 2012, tepatnya sekitar pukul 17.00, aku terhipnotis oleh kantuk yang amat memusingkan sekumpulan benak dan sekujur tubuhku, lalu terkulai lemas di hamparan kasur yang cukup membuat hati tenang. Sekitar 10 menit sebelum aku menyalakan perangkat untuk menulis blog ini, aku baru saja bangun. Tidur yang indah. Tanpa mimpi. Kini aku amat berbunga-bunga, meskipun bukan dalam situasi menuju sebuah get lost vacation.
Apa lacur, tidak sampai waktu menuntunku menuju matahari, semua gumpalan kebahagiaan itu memudar, tenggelam bak sebuah angan-angan kosong. Spektrum yang masih mengabur antara sebuah keinginan dogmatis semata dengan kenyataan yang terus menuntutku untuk terus bertempur tanpa menaruh senjata di atas tanah, membuat pergumulanku akan impian sebuah istirahat yang menyegarkan, dapat dikatakan tidak bisa aku laksanakan dalam waktu yang singkat. Aku masih harus meleburkan diri ke dalam berbagai pertempuran yang menyiksa seluruh impuls tubuhku, sekelumit salaf dalam otakku, dan melibatkan emosi yang meluap-luap dalam sembiluku.
Aku begitu yakin, akan banyak waktu ke depannya bagiku untuk terus menyangka, bahwa aku berada dalam sebuah titik gencatan senjata, seperti yang aku alami beberapa menit yang lalu ketika bangun dari tidur petang yang panjang.
Laut, yang dalam, yang eksotis, yang menuntunku pada keelokan surgawi.
Gunung, yang menjulang dalam sendu, namun memaksaku untuk ucapkan ribuan rasa syukur.
Kali ini aku kalah. Oleh tuntutan berperang yang masih harus kujalani, demi mencapai nikmatmu.
Dan seperti kata sebuah lagu, aku tidak perlu tertawa, atau menangis pada gunung dan laut. Karena gunung dan laut, tak punya rasa.....
No comments:
Post a Comment